- Home>
- Cinta Akan Diri Sendiri, Akan Sesama Manusia, dan Akan Tuhan
Posted by : Unknown
Selasa, 27 Desember 2016
Pada hakikatnya cinta tidak terbagikan untuk hubungan dengan yang lain
dan hubungan dengan dirinya sendiri. Jika cinta itu asli, dia menyatakan diri
sebagai manisfestasi produktivitas dan memuat perhatian sungguh-sungguh sampai
kepada kecemasan, hormat, tanggung jawab, dan pengetahuan (akan orang lain).
Cinta adalah dinamisme aktif yang berakar dalam kesanggupan kita untuk memberi
cinta, dan memaksudkan atau menghendaki perkembangan dan kebahagiaan dari orang
yang dicintai, artinya dalam perhatian yang sungguh dan hormat, tanggung jawab
dan penuh kesadaran.
Berbeda dengan egois, orang egois itu hanya memperhatikan diri sendiri,
sama sekali tidak pernah senang memberi sesuatu, hanya mau mengambil saja.
Orang itu hanya punya sikap mental “profiteer”,
tanpa menghormati martabat dan kebutuhan orang lain. Orang egois melihat orang
lain hanya sarana-sarana yang dapat dipakai demi keuntungan.
Lebih baik kita menyerahkan kepribadian kita kepada tuhan, karena Tuhan
adalah pokok pangkal dari kepribadian kita masing-masing, seperti kata
agustinus “lebih akrab kepada saya daripada saya sendiri”. Tuhan apa yang harus
disebut yang paling pribadi dalam diri kita. Tuhan adalah dasar semua makhluk
manusia saling berkomunikasi. Sejauh kita menjadi satu dengannya, dengan
pikirannya, dengan kehendaknnya, kita menggerakkan apa yang ada sebagai yang paling
dalam pada diri kita masing-masing dan kita lebih saling mendekat.
luphh
BalasHapusskre
postingannya bagus
BalasHapustrims