- Home>
- Manusia Sebagai Makhluk Individu
Posted by : Unknown
Senin, 26 Desember 2016
Manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.
yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk individu. Adapun yang dimaksud
individu menurut Effendi adalah
berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian tidak,
sedangkan divided artinya terbagi.
Jadi individu artinya tidak terbagi atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya
bahwa manusia sebagai makhluk individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan
rohani atau fisik dan psikologis, apabila kedua aspek tersebut sudah tidak
menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu memiliki keunikan
atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis sama meskipun
terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki banyak persamaan
namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri khas dan
perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian seseorang
akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja, kepribadian adalah keseluruhan perilaku
individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi
bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang terbawa sejak lahir dengan rangkaian
situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi
mental psikologisnya jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukkan
karakteristik yang khas dari seseorang. Secara
normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang berkembang dan dapat
dikembangkan yang meliputi
1.
minat (sense of
interest)
2.
dorongan ingin tahu (sense of curiousity)
3.
dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of reality)
4.
dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry)
5.
dorongan ingin menemukan sendiri (sense of discovery).
Potensi ini berkembang jika adanya rangsangan, wadah dan suasana kondusif.
Jika fenomena sosial di lingkungannya telah tumbuh potensi-potensi mental yang
normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi tersebut, manusia sebagai makhluk individu
ingin memenuhi kebutuhan dan kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan
dan mengaktualisasikan dirinya. Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk
mengembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Setiap individu
akan berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan jati dirinya yang berbeda
dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang betul-betul ingin menjadi orang
lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri sehingga dia selalu sadar akan
keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun menyatakan bahwa setiap orang bertanggung
jawab atas dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang
yang betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada
orang lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata
hatinya adalah kata hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai pendidik baik orang tua maupun guru kita harus
memahami bahwa anak memiliki potensi untuk berkembang yang ingin menjadi
pribadinya sendiri. Anak dalam perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari
luar, baik yang disengaja ataupun yang tidak disengaja, tetapi anak akan
mengambil jarak terhadap pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya
sendiri. Pengaruh tersebut akan dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia
terima akan merupakan bagian dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi
individu yang berbeda dan tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik
harus sadar bahwa anak bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik
anak tersebut. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau
menuruti segala kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip
pembentukan dan pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.