- Home>
- Komponen-Komponen Pendidikan
Posted by : Unknown
Senin, 26 Desember 2016
Komponen merupakan
bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam keseluruhan berlangsungnya
suatu proses untuk mencapai tujuan sistem. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari system proses pendidikan yang menentukan berhasil atau
tidaknya, atau ada atau tidaknya proses pendidikan. Komponen-komponen yang
memungkinkan terjadinya proses pendidikan adalah:
1.
Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun
tidak sadar tentu berarah pada tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku
manusia yang bersifat dan bernilai pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan
pada tindakan pendidikan didasari oleh sifat ilmu pendidikan yang normatif dan
praktis.
a.
Ilmu pengetahuan normatif
Sebagai ilmu pengetahuan normatif, ilmu
pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma atau ukuran tingkah laku
perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.
b.
Ilmu pengetahuan praktis
Tugas pendidikan atau pendidik maupun guru
ialah menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan
kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik
dalam suatu masyarakat.
Tujuan umum pendidikan
tergantung pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang
menjiwai tingkah laku manusia akan menjiwai tingkah laku pendidikan dan
sekaligus akan menentukan tujuan pendidikan manusia.
2.
Peserta Didik
Peserta didik sangat menunjang dalam proses
pendidikan, dengan berkembangnya konsep pendidikan hal ini berpengaruh pada
pemikiran masyarakat terhadap pengertan peserta didik. Kalau dulu orang
berpikir peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah saja, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa. Maka
dari itu, dapat disimpulkan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan kemampuan/ potensi/ bakat yang ada pada diri mereka
melalui proses pembelajaran yang disediakan oleh lembaga pendidikan dan pada
jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu/ sesuai dengan usia mereka. Peserta
didik dapat di didik karena mereka memiliki kemampuan/ potensi/ bakat yang
memungkinkan untuk dikembangkan, mempunyai daya eksplorasi (penjelajahan dengan
tujuan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak), dan dorongan untuk menjadi
manusia yang lebih baik. Ciri khas peserta didik yang perlu dipahami oleh
pendidik adalah:
1)
Individu yang memiliki potensi fisik dan
psikis yang khas, sehingga merupakan insan yang unik.
2)
Individu yang sedang berkembang.
3)
Individu yang membutuhkan bimbingan individual
dan perlakuan manusiawi.
4)
Individu yang memiliki kemampuan untuk
mandiri.
3.
Pendidik
Salah satu komponen penting dalam pendidikan
adalah pendidik. Terdapat beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan
sebagai gejala kebudayaan, yang tidak terbatas pada pendidik di sekolah saja.
Ditinjau dari lembaga pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong
pada pendidik. Guru sebagai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai
pendidik dalam lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun
nonformal sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal
tersebut yang termasuk kategori pendidik adalah sebagai berikut :
a.
Orang Dewasa
Orang dewasa sebagai pendidik dilandasi oleh
sifat umum kepribadian orang dewasa, sebagaimana dikemukakan oleh Syaifullah
yaitu;
1)
Manusia yang memiliki pandangan hidup dan
prinsip hidup yang pasti dan tetap.
2)
Manusia yang telah memiliki tujuan hidup atau
cita-cita hidup tertentu, termasuk cita-cita untuk mendidik.
3)
Manusia yang cakap mengambil keputusan batin sendiri
atau perbuatannya sendiri dan yang akan dipertanggung jawabkan sendiri.
4)
Manusia yang telah cakap menjadi anggota
masyarakat secara konstruktif dan aktif penuh inisiatif.
5)
Manusia yang telah mencapai umur kedewasaan,
paling rendah 18 tahun.
6)
Manusia berbudi luhur dan berbadan sehat.
7)
Manusia yang memiliki kepribadian.
b.
Orang Tua
Orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik
yang kodrati dalam lingkungan keluarga. Artinya orang tua sebagai pendidik
utama dan yang pertama yang berlandaskan pada hubungan cinta kasih bagi
keluarga atau anak yang lahir di lingkungan keluarga mereka. Kedudukan orang
tua sebagai pendidik sudah berlangsung lama, bahkan sebelum ada orang yang
memikirkantentang pendidikan.
c.
Guru/Pendidik di Sekolah
Guru sebagai pendidik di sekolah yang secara
langsung maupun tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat
untuk melaksanakan pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik harus
memenuhi persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan
jabatan. Persyaratan pribadi didasarkan pada ketentuan yang terkait dengan
nilai dari tingkah laku yang dianut, kemampuan intelektual, sikap dan
emosional. Persyaratan jabatan (profesi) terkait dengan pengetahuan yang
dimiliki baik yang berhubungan dengan pesan yang ingin disampaikan maupun cara
penyampainnya dan memiliki filsafat pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
d.
Pemimpin Masyarakat dan Pemimpin Keagamaan
Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik
didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau bimbingan
kepada anggota yang dipimpin. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik tampak pada
aktifitas pembinaan atau pengembangan sifat kerokhanian manusia, yang
didasarkan pada nilai-nilai keagamaan.
4.
Metode Pendidikan
Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari
metode atau bagaimana pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang
dilakukan dalam mendidik,yaitu :
a.
Metode Diktatoral
Metode ini bersumber dari teori empiris yang
menyatakan bahwa perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor luar
manusia. Metode ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang
menentukan segalanya.
b.
Metode Liberal
Bersumber dari pendirian Naturalisme yang
berpendapat bahwa perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan
dari dalam yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan
sikap bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan
anak. Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.
c.
Metode Demokratis
Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan
bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar.
Didalam perkembangan anak kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi
harus bersifat membimbing perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan
anak didik sama-sama penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.
d.
Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode mengajar dengan
menyampaikan informasi secara lisan atas bahan pembelajaran kepada siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti
ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa
tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi
pendengarnya. Gage dan Berliner, menyatakan metode ceramah cocok untuk
penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut
sukar didapatkan.
e.
Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode mengajar dengan
cara melibatkan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi dan saling
bertukar pendapat/ ide atau saling mempertahankan pendapat/ ide dalam pemecahan
masalah, sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang
menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif.
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah,
metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan
memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode
diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah
lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode
diskusi.
f.
Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang
dilakukan oleh seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja
diminta) atau seorang siswa menjelaskan kepada seluruh siswa dikelas tentang
langkah-langkah untuk mengerjakan sesuatu atau bagaimana cara kerja dari suatu
alat. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat patung dari
tanah liat, cara membuat lubang serapan air hujan, langkah membuat pupuk, dan
masih banyak lagi yang lainnnya.
5.
Isi Pendidikan/Materi Pendidikan
Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat
dengan tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan
kepada peserta didik isi/materi yang biasanya disebut kurikulum dalam
pendidikan formal.Macam-macam pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan
agama, pendidikan social, pendidikan keterampilan, pendidikan jasmani dll. Lester
D. Crow dan Alice Crow, yang melakukan penelitian tentang hasil studi terhadap
anak menyarankan hubungan salah satu komponen pendidikan, yaitu kurikulum
dengan anak didik adalah sebagai berikut:
1)
Kurikulum hendaknya disesuaikan dengan keadaan
perkembangan anak.
2)
Isi kurikulum hendaknya mencakup keterampilan,
pengetahuan, dan sikap yang dapat digunakan anak dalam pengalamannya sekarang
dan berguna untuk menghadapi kebutuhannya pada masa yang akan datang.
3)
Anak hendaknya didorong untuk belajar, karena
kegiatannya sendiri dan tidak sekadar menerima pasif apa yang dilakukan oleh
guru.
4)
Materi yang dipelajari anak harus mengikuti
minat dan keinginan anak sesuai dengan taraf perkembangannya dan bukan menurut
keputusan orang dewasa tentang minat mereka.
6.
Lingkungan Pendidikan
Lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu
yang ada di luar diri anak yang ada di alam semesta dan yang memberikan
pengaruh terhadap perkembangannya. Dengan kata lain lingkungan pendidikan
merupakan latar tempat berlangsungnya proses pendidikan. Lingkungan pendidikan
dapat berupa benda-benda, orang-orang, keadaan- keadaan, dan
peristiwa-peristiwa yang ada di sekitar peserta didik yang bisa memberikan
pengaruh terhadap perkembangannya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
baik secara sengaja maupun tidak disengaja. Terdapat tiga pusat lingkungan
pendidikan, dimana lingkungan tersebut meliputi lingkungan keluarga, sekolah,
dan masyarakat.
1)
Lingkungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang
pertama dan utama. Kerena keluarga memiliki pengaruh yang kuat terhadap
perkembangan kepribadian anak yang berada ditengah-tengah kehidupan keluarga.
Pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga. Oleh
karena itu, tugas utama keluarga dalam pendidikan anak adalah peletak dasar
bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan.
2)
Lingkungan sekolah
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang secara
resmi menyelenggarakan kegiatan pembelajaran secara sistematis, berencana,
sengaja dan terarah. Lingkungan sekolah disebut juga lingkungan kedua yang
didirikan oleh masyarakat atau negara untuk membantu memenuhi kebutuhan
keluarga. Sehingga pendidikan di sekolah berperan sebagai bagian dan lanjutan
dari pendidikan keluarga, serta merupakan jembatan yang menghubungkan kehidupan
dalam keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak.
3)
Lingkungan masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang
bertempat tinggal dalam suatu kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama
untuk mencapai tujuan tertentu. Karena lingkungan masyarakat itu sangat luas
dan banyak berbagai pihak yang berperan dalam masyarakat tersebut, sehingga
memerlukan pengawasan dan pengontrolan yang lebih agar suasana lingkungan
masyarakat dapat memberikan pengaruh yang baik bagi pendidikan anak. Masyarakat
yang berperan aktif dalam bidang pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa macam. Kelompok ini berupa organisasi- organisasi pendidikan, sosial,
politik, ekonomi, keagamaan dan sebagainya. Semua kelompok ini perlu dilibatkan
secara aktif dalam membantu dan mendukung penyelenggaraan pendidikan.
4)
Lingkungan keagamaan
Yaitu nilai-nilai agama yang hidup dan
berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
5)
Lingkungan sosial budaya
Yaitu nilai-nilai sosial dan budaya yang hidup
dan berkembang di sekitar lembaga pendidikan.
6)
Lingkungan alam
Yaitu baik dalam keadaan iklim maupun geografisnya.
7)
Lingkungan ekonomi
Yaitu kondisi ekonomi yang ada di sekitar
lembaga pendidikan dan masyarakat sekitar.
8)
Lingkungan keamanan
Yaitu baik keamanan di sekitar lembaga
pendidikan maupun di luar lembaga pendidikan.
9)
Lingkungan politik
Yaitu keadaan politik yang terjadi pada daerah
di mana lembaga pendidikan tersebut berdiri atau melaksanakan pendidikan.
7.
Alat dan Fasilitas Pendidikan
Alat dan fasilitas pendidikan sangat
dibutuhkan dalam proses pendidikan, dengan adanya fasilitas-fasilitas
pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan dengan lancer. Sehingga
tujuan pendidikan akan lebih mudah dicapai. Contoh alat dan fasilitas pendidikan
diantaranya adalah ruang kelas, lapangan upacara, laboratorium lengkap
dengan alat-alat percobaannya, internet di ruang lingkup sekolah, lapangan
olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, WC sekolah, kantin sekolah, ruang UKS,
dan masih banyak lagi yang lainnya.
Terimakasih artikelnya. Kunjungi juga halaman saya disini: Fungsi Evaluasi
BalasHapusada footnote nya kak
BalasHapus