• Posted by : Unknown Minggu, 25 Desember 2016

    Unsur-unsur metodologi sebagimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad Charris Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat antara lain dijelaskan sebagai berikut:
    1.      Interpretasi
    Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif (menurut selera orang yang menafsirkan) melainkan harus bertumpu pada evidensi objektif, untuk mencapai kebenaran yang autentik. Dengan interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pengertian, pemahaman atau verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.
    2.      Induksi dan deduksi
    Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian (eksperimentasi) dan evaluasi, tahapan itu pada dasarnya tidak berlaku secara berturut-turut, melainkan terjadi sekaligus. Akan tetapi, siklus ini diberi bentuk tersendiri dalam penelitian filsafat, berhubungan dengan sifat-sifat objek formal yang istimewa, yaitu manusia.
    3.      Koherensi intern
    Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan menunjukkan semua unsur struktural dilihat dalam suatu struktur yang konsisten, sehingga benar-benar merupakan internal struktur atau internal relasions. Walaupun mungkin terdapat semacam oposisi diantaranya, tetapi unsur-unsr itu tidak boleh bertentangan satu sama lain. Dengan demikian akan terjadi suatu lingkaran pemahaman anatara hakikat menurut keseluruhannya dari satu pihak dan unsur-unsurnya di pihak lain.
    4.      Holistis
    Tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh. Objek dilihat interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya. Objek (manusia) hanya dapat dipahami dengan mengamati seluruh kenyataan dalam hubungannya dengan manusia, dan manusia sendiri dalam hubungannya dengan segalanya yang mencakup hubungan aksi-reaksi sesuai dengan tema zamannya. Pandangan menyeluruh ini juga disebut totalisasi, semau pandangan dalam kesinambungannya dalam satu totalitas.
    5.      Kesinambungan historis
    Jika ditinjau menurut perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis. Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan pikiran, bersama dengan lingkungan zamannya. Masing-masing orang bergumul dalam relasi dengan dunianya untuk membentuk nasib sekaligus nasibnya dibentuk oleh mereka. Dalam perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses berkesinambungan. Rangkaian kegiatan dan peristiwa dalam kehidupan setiap orang merupakan mata rantai yang tidak terputus. Yang baru masih berlandaskan yang dahulu, tetapi yang lama juga mendapat arti dan relevansi baru dalam perkembangan yang lebih kemudian.
    6.      Idealisasi
    Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian untuk memperoleh hasil yang ideal atau yang sempurna.
    7.      Komparasi
    Adalah usaha untuk membandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Justru perbandingan itu dapat menentukan secara tegas kesamaan dan perbedaan sesuatu sehingga hakikat objek dapat dipahami dengan semakin murni. Komparasi dapat diadakan dengan objaek lain yang sangat dekat dan serupa dengan objek utama. Dengan perbandingan itu, meminimalkan perbedaan ynag masih ada, banyak ditemukan kategori dan sifat yang berlaku bagi jenis yang bersangkutan. Komparasi juga dapat diadakan dengan objek lain yang sangat berbeda dan jauh dari objek utama. Dalam perbandingan itu dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang berlaku untuk dua objek, namun seklaigus dapat ditemukan beberapa persamaan yang mungkin sanagt strategis.
    8.      Heuristika
    Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.
    9.      Analogikal
    Adalah filsafat meneliti arti, nilai dan maksud yang di ekspresikan dalam fakta dan data. Dengan demikian akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih terbatas dengan yang lebih luas.
    10.  Deskripsi
    Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - maesaroh blog

    maesaroh blog - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan